December 29, 2010

Syukur

Semenjak duit JPA yg belum kunjung tiba ini, ada yg mengeluh termasuklah diri ini...tak cukup duit dan sebagainya..tetapi sebenarnya kita yang terlupa peringatan-peringatan dariNYA dan rasulNYA saw...








ya! kaya sebelum miskin..bak kata dr NORA, biasiswa JPA itu amanah utk kamu...kemanakah kamu belanjakan???...muhasabah

Rasulullah s.a.w bersabda,

"Rebutlah 5 perkara sebelum 5 perkara; masa muda sebelum tua, kaya sebelum miskin, lapang sebelum sempit, sihat sebelum sakit, dan hidup sebelum mati" Hadis riwayat Imam Ahmad.


FirmanNya :Dan (ingatlah) ketika Tuhan kamu memberitahu: "Demi sesungguhnya! Jika kamu bersyukur nescaya Aku akan tambahi nikmatKu kepada kamu, dan demi sesungguhnya, jika kamu kufur ingkar sesungguhnya azabKu amatlah keras". (Ibrahim 14:7)

November 12, 2010

Kaulah Segalanya



Wahai seorang kekasih
Telah lama kau dirindui

Pilu sedih dalam kerinduan
Menangis pun tak berair mata
Namun hati tetap gembira
Syafaatmu menanti di sana

Sungguh tabahnya hatimu
menanggung derita yg melanda
biarpun perit pedih terseksa
kerana umat kau tempuhi jua

wahai rasul kaulah segalanya
contoh terbaik umat akhir zaman
akhlak mu tinggi kan kami jejaki
sifat mu sempurna pelengkap peribadi

wahai rasul kami merindui
sinaran wajahmu mendamaikan jiwa
manis senyumanmu penawar hiba

di hati kami
kaulah segalanya

November 10, 2010

Syajaratul Ikhlas


Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitab Badaa'iul Fawaa'id dalam tema Syajaratul
Ikhlaash (Pohon Keikhlasan) menjelaskan:

"Tahun itu bagaikan sebatang pohon, bulan-bulannya adalah dahan, hari-harinya
adalah ranting, jam-jamnya adalah daun, dan nafas (detak jantung) adalah
buahnya. Barangsiapa yang waktu-waktunya diisi dengan ketaatan, maka buah dari
pohon yang ia miliki akan bagus. Akan tetapi barangsiapa yang waktu-waktunya
dihabiskan dalam kemaksiatan maka pohonnya akan berbuah pahit. Hanya saja untuk
mengetahui buah mana yang manis atau pahit dapat diketahui pada musim panen
ketika semua buah dipetik, yaitu pada hari yang dijanjikan (kiamat). Ikhlas dan
tauhid bagaikan sebatang pohon di dalam hati manusia, dahannya adalah amal
perbuatan, sedang buahnya adalah kehidupan yang bahagia di dunia dan kenikmatan
yang abadi di akhirat. Sebagaimana pohon yang ada dalam surga yang terus
berbuah, tak pernah berhenti, juga tidak terlarang diambil, buah dari pohon
tauhid dan ikhlas di dunia ini demikian pula; tidak pernah terputus buahnya dan
tidak pernah terlarang dicicipi.

Beliau melanjutkan: "Syirik, dusta, dan riya' adalah juga pohon di dalam hati
manusia. Buahnya di dunia ini adalah rasa takut, kegelisahan, kesempitan hati,
dan gelapnya hati. Sedangkan buahnya di akhirat adalah zaqqum (makanan ahli
neraka) dan azab yang kekal. Kedua pohon inilah yang disebutkan Allah Subhanahu
waTa'ala di dalam Al Qur'an surat Ibrahim:24-27. [AI Fawaid hal. 214]

October 30, 2010

Ukhwah itu....


Dalam sebuah hadith Qudsi dinyatakan:

"Orang-orang yang saling mencintai demi keagungan-Ku akan diberikan padanya mimbar dari cahaya yang dicemburui (ghibthah) oleh para Nabi dan syuhada.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitabal-Musnad V)

Dalam hadith Qudsi lainnya, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

“Cinta-Ku mesti bagi orang-orang yang saling mencintai kerana Aku; cinta-Ku mesti bagi orang-orang yang saling bersilaturahim kerana Aku; cinta-Ku mesti bagi orang- orang yang saling menasihati kerana Aku; cinta-Ku mesti bagi orang-orang yang saling mengunjungi kerana Aku; cinta-Ku mesti bagi orang-orang yang saling memberi kerana Aku"(Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitaba l -M usnad V)

Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahawa Rasulullah shallallahu 'alaihiwa sallam bersabda:

"Suatu hari, seseorang melakukan perjalanan untuk mengunjungi saudaranya yang tinggal di suatu kampung. Maka Allah mengutus seorang Malaikat untuk mencegat di suatu tempat di tengah-tengah perjalanannya. Ketika orang tersebut sampai di tempat tersebut, Malaikat bertanya: “Hendak ke mana engkau?” Ia menjawab: “Aku hendak mengunjungi saudaraku yang berada di kampung ini.” Malaikat kembali bertanya: “Apakah kamu punya kepentingan duniawi yang diharapkan darinya?” Ia menjawab: “Tidak, kecuali kerana aku mencintainya kerana Allah.” Lantas Malaikat itu berkata (membuka identitasnya): “Sesungguhnya aku adalah utusan Allah yang dikirim kepadamu untuk menyampaikan bahawa Allah telah mencintaimu seperti engkau mencintai saudara-mu.”

Dalam sebuah riwayat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Tidaklah dua orang saling mencintai kerana Allah, kecuali yang paling besar cintanya di antara keduanya adalah yang lebih mulia.”( Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab al-Adab al-Mufrad no. 544 )

Suatu saat, 'Abdah bin Abu Lubabah bertemu Mujahidra him ah u lla h. Tiba-tiba Mujahid menjabat tangannya, lalu berkata: "Jika dua orang yang saling mencintai kerana Allah berjumpa, lalu salah seorang di antara mereka menjabat tangan dan tersenyum kepadanya, maka 'dosa- dpsanya berguguran seperti gugurnya dedaunan dari atas pohon." Abdah berkata: "Perbuatan itu (berjabat tangan dan senyum) terlalu ringan." Mujahid menjawab: "Jangan katakan seperti itu, sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, nescaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka"(&l-A nfa l [8]: 63).Ketika mendengar jawaban tersebut, Abdah bergumam: "Tahulah aku, ia lebih mengerti dariku." (Tafsir Ibni Katsir, Jilid II, hlm. 309)